Malam itu, hari terakhrir libur lebaran tahun 2006, aku diam dikamar, aku lupa apa yang aku pikirkan. Mungkin segala hal yang nggak penting dalam hidup. Lalu saudaraku SMS, isinya menjelaskan bahwa dia sedang menyesali perbuatan yang pernah dia lakukan dengan sengaja.
Kenapa?? Semua orang pasti pernah merasakannya. Sama seperti aku melakukan semua yang menjadi penyesalanku. Sebentar lagi mama ulang tahun... dan aku bingung apa yang akan aku berikan. Apa yang bisa membuatnya bahagia??
Belum lama ini aku menyakiti hatinya. Dan aku menyesal. Sangat menyesal. Bahkan hanya mengingat perkataanku sendiri saja aku terluka. Terluka karena mama mengatakan sakitnya ke abang... dan itu berarti sangat menyakitkan buat mama... mama nggak pernah mengatakannya padaku... tapi dari kerutan diwajahnya yang mulai timbul dan matanya yang tak lagi bersinar-sinar membuatku makin merasa bersalah dan makin membuatku merasa bersalah karena hingga aku menulis ini, aku belum memohon maaf pada mama...
Mengapa kata-kata itu bisa lancar aku katakan ke mama, bahkan jauh lebih lancar dari ujian lisan bahasa Jermanku?? Dan mengapa aku tak menyadarinya hingga abang mengatakan padaku,
“Did, kamu tahu nggak, mama itu kasian kamu bilangin kayak gitu... apa kamu nggak sayang mama?? Haa?? Nggak sayang yah?? Apa kamu pernah mikir gimana sayangnya mama ke kita?? Selama ini, kamu mau baju baru tinggal minta duit ke mama, pengen novel baru tinggal minta duit ke mama, mau traktir temen-temen tinggal minta duit... kamu sadar nggak apa yang kamu lakuin itu?? tapi pernah nggak kamu mikir,, mama itu dapet duit sampai kayak apa?? Kamu tahu mama udah nggak di Liberty lagi khan?? Kamu tahu kerjanya mama sekarang kayak gimana?? Kamu tahu gimana susahnya mama dapetin duit buat semua kebutuhanmu?? Kamu sih enak, butuh pulsa tinggal bilang, butuh uang buat bayar les tinggal bilang... kamu sadar nggak kalau mama itu kerja keras buat kamu?? Tapi kamu malah ngomong kayak gitu... kamu nggak perduli lagi sama mama?? Pikiranmu kemana sih did,, did,,,”
Aku sukses lari kekamar setelah abang berkata semua itu, dan menyesali apa yang telah aku lakukan. Lalu aku menangis semalaman hingga mataku bengkak. Dan besok paginya, mama masuk kekamarku membawakan sarapan pagi untukku dan menyuapiku sama seperti yang dia lakukan kemarin-kemarin... dan mama masih tersenyum sambil berkata, “sudah bawa tissue?? Nanti kalau dikelas bersin-bersin gimana?? Tuh, lihat, kamar kamu berantakan banget... jadi cewek yang rapihan dong nak... ya sudah, cepet, nanti telat... ayo, hap...” lalu mama menyendokkan sarapan ke mulutku.
No comments:
Post a Comment