Pages

Blog Archive

Are you here because google didn't show you the right list from your keyword?

Tuesday, April 14, 2009

Misfortune Way

Siang ini aku diajakin mas Dimas (salah satu pembimbingku) buat pergi ke satu tempat yang namanya gua selamangleng. Bukan buat seneng-seneng pastinya.
Yup! Karena KSTV udah on air, programnya juga kudu jalan. Dan gilanya+hebatnya+anehnya+menyenangkannya,, aku dikasih kesempatan buat jadi seorang presenter acara musik outdoor di TV lokal itu. Wow! Ngeri nggak siy? Basic presenter ajah nggak punya sama sekali. Kata fitri, itu adalah tuntutan. Kita semua harus bisa jadi multi talent.
Yang ada dibayanganku waktu dapet ajakan itu adalah memutar masa lalu saat aku diajak untuk merekam suaraku disebuah radio di Surabaya. Semacam portofolio. Ceritanya, aku menjadi salah seorang penyiar. Hasilnya : suaraku kayak pembawa acara Arena Bocah Cilik… what? Setengah nggak percaya juga kalo suaraku secempreng itu. Hahahha!
Akhirnya, berbekal nekat dan pengetahuan seadanya, aku melaksanakan tugas lucu itu. Takenya siy biasa, maklum, masii baru… jadi bisa berkali-kali take… sekitar 3-5 kali-an gitu lah… [banyak amat yah?] hahha!
Selesai take, kita nyari anak-anak muda buat request lagu yang ada ditangga lagu acara yang namanya Musik Qta.
Begitu kita nemuin target terakhir, didaerah SMA Komplek Kediri, kami pun menyabrang. Tahu khan, aku paling takut nyebrang. Apalagi pemakai jalan di Kediri hobbynya kebut-kebutan. Aku pun yang paling akhir diantara yang lain. Aku lihat lalu lalang motor dan mobil yang ngebut-ngebut dibelakangku membuat aku maju sedikit.
Disitulah unlucky moment terjadi. Aku lihat dari kejauhan ada 2 motor ngebut berjejer. Salah satunya pas satu jalur sama aku. Aku diam. Berharap motor itu ngerem atau pindah jalur. Tapi dia malah tetep pada jalur dan kecepatannya. Aku pun maju. Berharap ada diantara dua motor itu dan selamat. Motor pertama lewat pas didepanku dengan jarak kurang dari semeter. Dan brakk! Darn it! Motor kedua nabrak aku. Kepalaku terbentur aspal dengan cukup keras. Dalam posisi tiduran miring di jalanan, aku lihat motor yang sudah menabrak itu menancapkan gas dan menggerus pelan kedua kakiku. Yup! Kakiku dipijet roda motor. Si pengendara pun pergi.
Dalam posisi setengah sadar, aku dengar teriakan-teriakan penduduk sekitar memanggil si pengendara dan kebingungan kru TV yang ada bersamaku. Pikiran yang terlintas Cuma satu, jangan sampai pengendara motor itu digebukin missal!
Secara, di Surabaya, lagi ngetren omongan “GOLCOK, senggol bacok!” Cuma nyenggol ajah rawan dibacok, apalagi mijit badan pake motor?
Di gentingnya keadaan. Aku nangis ngerasain sakitnya kaki dan kepalaku. Tapi aku terus bilang “I’m okay, aku nggak papa… aku nggak sakit…” dan aku membuat joke-joke bodoh untuk membuat orang tidak semakin khawatir. Mereka memang ketawa, tapi wajahnya ketakutan.
Akhirnya aku dibawa kerumah sakit. At the misfortune way, we’ll meet the right people there. And it’s always change my opinion before. Ya, kita akan menemukan orang-orang baik dan peduli disaat kita kesusahaan. Meskipun kita tidak mengenalnya dengan baik, bahkan mungkin kita tidak tahu namanya.
Dan aku beruntung, tempat yang aku jajaki disini, di TV kecil ini, adalah tempat orang-orang yang peduli dan baik sama aku. Sama semua… Sampai malam, temen-teman sesama magang nemenin aku terus di kos sampai aku tidur. Telpon dan sms juga nggak berhenti dari orang kantor dan rumah.
Bukan sekedar perhatian yang ditunjukkan. It’s responsibility. How great!
Well, aku memang masih menanti kondisi badanku dalam tiga hari mendatang. Dokter nggak bisa memastikan langung karena ada gejala gegar otak yang biasanya terlambat. Wish me luck. I hate any process of becoming conspicuous with this misery.

No comments:

Post a Comment