Selama ini aku selalu mencoba mencari jawaban, kenapa aku bilang kalau aku suka kamu? kenapa kamu selalu ada dianganku saat aku melamun? Kenapa kamu yang aku mimpikan disetiap malam?
Aku selalu bilang, “dia hanya obsesimu, dida! Kamu tidak menyukainya. Bahkan mencintainya. Tidak! Sangat sangat tidak!”
Suatu hari, aku mengetahui sesuatu hal. kamu tidak menyukaiku. Kamu tidak suka jika aku menyukaimu. Dan yang mengejutkanku, kau tengah menggandeng hati seorang gadis tanpa sepengetahuanku! Sahabatku pun menutupinya dariku. Lalu aku berkata, “lupakan! Dia hanya obsesimu! Seperti anak kecil yang sangat menginginkan layangan dimusim layang-layang… kamu akan melupakannya ketika musim gundu datang…”
Lambat laun, aku terbiasa tidak menghubungimu. Aku menyibukkan diri dengan banyak kegiatan hingga hampir tidak pernah bermimpi saat tidur. Aku bermain game diwaktu luangku agar tidak melamun. Kulewati banyak hari berwarna-warni. Tapi tiba-tiba kamu kembali, kamu bilang kamu kangen melihatku. Kamu pun datang menemuiku. Betapa jantung ini membuat badanku bergetar dengan degupan kerasnya. Seharusnya ini tidak terjadi padaku. Tidak semestinya aku bahagia melihatmu. Apalagi membiarkan keringat dingin membasahi kedua tanganku.
Beberapa hari yang lalu kita bertemu lagi. Melihat banyak perubahan padamu masih juga tidak menghilangkan nervous ini. Aku akan pergi meninggalkanmu untuk waktu yang lama. Mungkin aku kembali. Entahlah. Namun aku selalu mengingatnya, ketika kita bercanda ditengah malam. Ketika hanya telepon darimu yang aku tunggu. ketika kita sama-sama terdiam saat kesedihan melanda hati kita. Ketika aku memberimu semangat meski aku pun tak bersemangat. Ketika kamu membesarkan hatiku bahwa bukan hanya aku yang pernah bersedih. Ketika memeluk tubuhmu menjadi hal yang tidak akan terulang. Ketika harapan itu menjadi sangat jelas bagiku, meskipun perlahan menghilang bersama kisahmu…
Kusadari, kamu bukan obsesiku yang akan hilang dalam pergantian musim. Dulu, kamu sering memperlihatkan betapa manisnya tawa kita. Kamu yang dulu memberi harapan itu untukku. Kamu berhasil membuatku percaya bahwa aku bisa masuk kedalam kehidupanmu, begitupun sebaliknya. Kamu yang menghilangkan keraguan itu disaat terakhir aku merasa sulit.
Aku yang kemudian mulai membuka hati untukmu. Tapi kamu yang pergi disaat yang sama…
No comments:
Post a Comment