Pages

Blog Archive

Are you here because google didn't show you the right list from your keyword?

Tuesday, July 19, 2011

Aku dan Buku Harian Digital

hai, aku kembali :)

sepertinya aku benar-benar tak bisa lepas darimu ya kan, bodoh? setiap kali aku melupakanmu dengan tumpukan kesibukan, akhirnya aku akan tetap duduk didepan laptopku, atau smartphone-ku, atau komputer kantor-seperti apa yang sedang aku lakukan sekarang untuk bisa berbicara denganmu. kamu benar-benar kharismatik, atau mungkin juga turunan nikotin dan sabu-sabu, yang jelas kamu selalu sukses membuatku kembali padamu. kamu melebihi laki-laki manapun yang paling ganteng didunia ini. ya, bodoh memang jika aku mengaitkanmu dengan sosok laki-laki, karena kamu memang bukan laki-laki. kamu hanyalah sebuah blog. hanya sebuah buku harian digital.

dua minggu ini aku mencoba mengalihkan perhatianku padamu dengan menulis dibuku. ya, menulis dikertas lembar demi lembar menggunakan ballpoint. ternyata, beberapa orang didunia ini memang diciptakan untuk bisa menulis tulisan yang tidak dapat dibaca. seperti tulisanku. setelah menulis di kertas, beberapa kali aku membacanya. sungguh indah, jika dilihat sebagai lukisan, bukan tulisan.

sebenarnya, dua minggu ini aku "dipaksa" untuk melihat ke bawah. mungkin memang hal yang baik, kita tidak boleh selalu tengadah dalam menjalani hidup. mungkin ini peringatan untuk aku, mungkin. banyak hal yang terjadi hingga aku terpisah denganmu. beberapa kali aku menulis di banyak media, tapi gagal untuk menceritakannya padamu. mungkin kita sedang "break" agar aku bisa menatap kemandirianku tanpa harus berkeluh-kesah padamu. dan hasilnya, gagal. aku tetap ingin berkeluh kesah denganmu. kau teman curhat yang terhebat yang pernah ada. aku berterimakasih pada penemu-mu yang brilliant!

tapi tahukah kamu, buku harian digital yang bisu, bicara padamu tidak membuat aku menambah skill menulisku. menyedihkan. aku mulai menyadarinya, kau teman yang hebat, tapi kau bukan guru les yang handal. setiap kali aku menulis, aku hanya mengumpat dan mengumpat pada hidupku yang kadang sedang sial. mengumpat padamu lebih tepatnya -maaf-.

saat ini aku hanya ingin menulis, "menulis" dalam arti yang sebenarnya. bukan umpatan dan makian kasar saja. aku tumpul, buku harian digital! TUMPUL! tak pernah aku mengasahnya lagi. tak pernah aku menuliskannya lagi. tak pernah aku menuliskan ideku di kertas tissue toilet karena aku takut kehilangannya. tak pernah aku sungguh-sungguh ingin kembali ke dunia menulis lagi. tahu kah kamu bagaimana perasaanku pada menulis? seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan. aku yang pergi meninggalkanmu. aku yang bodoh.

ada seorang penulis yang pernah berkata padaku, bakat itu anugerah yang harus selalu diasah. sia-sialah orang yang lahir dengan bakat namun tak pernah dilatihnya. bisa jadi aku ini manusia yang menyia-nyiakan hidup. memiliki bakat tapi tak pernah yakin dengan kemampuannya.

dulu, ada candaan dari teman-temanku tentang hobby menulisku. kata mereka, aku ini memang penulis yang berdarah penulis, bahkan kakeknya-kakekku ini adalah seorang penulis-moyangku adalah penulis. entah itu sindiran atau memang itu yang mereka rasakan. tapi buatku itu sungguh lucu. ternyata menulis bisa seperti asthma dan diabetes, semacam penyakit menurun yang tidak dapat ditolak. ha!

kendati aku sangat mencintai hobbyku mengetik (mungkin kata "menulis" sudah saatnya bergeser karena kemajuan teknologi. hehehe...), tak jarang aku dibuatnya kesal. aku pernah mengatakan bahwa penulis adalah orang paling egois. hatinya tak dapat dipaksakan. tidak. sama sekali tidak dapat kamu mencobanya. sekali saja memaksa penulis untuk menulis ketika ia tidak ingin, maka ia akan berontak dan menghancurkan semuanya. mungkin dengan ending tulisan yang jelek atau malah mengakhiri tulisannya di recycle bin. perfect.

aku merasakannya. seandainya mood booster dijual di "mini market terdekat anda", pasti aku sudah memborongnya. aku (yang mengaku diriku adalah penulis dengan karya yang belum pernah beredar dipasaran), selalu memiliki cara menjijikan untuk mendapatkan moodku kembali. aku bersarang. seperti penyu hijau betina yang membuat sarang dikegelapan untuk bertelur. dengan lampu tidur temaram yang didesain khusus oleh papa dan mama untuk kamar tidurku, aku tidur bersama enam bantal, tiga selimut, dan satu guling, tengkurap menghadap laptop. aneh memang. tapi aku benar-benar mencoba banyak hal untuk mengembalikan moodku. aku membayangkan pantai di Bali. aku membayangkan apartemen di jantung kota dengan furniture keren. aku bahkan membayangkan pacaran yang bahagia dengan cinta pertama di SMP, Nicholas Saputra, cowok paling keren waktu SMA, Rio Dewanto, musuh dibangku kuliah, bahkan Bisma Sm*sh!

disela sesatnya hidupku dan perasaan yang membuatku cemas akan terserang anxiety disorder, malah banyak orang yang mengarahkan aku untuk kembali menulis. tapi aku masih juga ragu. apa aku mampu? tapi rasaku untuk mencoba kian hari kian tak terbendung. aku seperti laguna yang diserang ombak yang berkumpul, naik-turun dihadapanku.

Aku bimbang.

No comments:

Post a Comment