In that house of misery
A lady with a lamp I see
Pass through the glimmering gloom,
And flit from room to room.
(Henry Wadsworth Longfellow's 1857)
During the Crimean War, there is a pioneer of modern nursing called the lady with the lamp.
Kisah Malaikat Pembawa Lentera adalah biografi yang pertama aku baca. usiaku saat itu mungkin baru tujuh tahun dengan gaya menulis yang masih sangat kaku. aku menuliskan namaku di halaman pertama buku yang berkisah tentang Florence Nightingale dengan pensil serut. terlihat jelas sekali bagaimana aku membuat huruf "a" yang perfect. huruf "a" dengan sedikit ekor dibelakangnya yang mengarah ke atas seperti ekor anjing yang sedang bersemangat.
kisah yang menyentuh muncul sejak aku masih anak-anak. entahlah, buku-buku yang pernah aku baca selama ini memang "mencetak" aku. banyak hal (yang mungkin juga bodoh) yang aku percaya karena buku. aku percaya bahwa orang sukses seperti Florence Nightingale tidak pernah merasakan kesenangan dunia, mereka tidak pernah benar-benar menikmati kesuksesannya karena perjalanannya selalu terhenti pada kematian. hal yang sama terjadi pada Isadora Duncan, penari modern yang sangat terkenal pada jamannya.
Dua pekerjaan yang berbeda berakhir pada kematian. keduanya meninggal tragis. Florence Nightingale meninggal karena kesehatan yang menurun disebabkan oleh kelelahan yang sangat dan kurang istirahat. Isadora Duncan tak lebih menyenangkan, she death in an automobile accident. bukan kecelakaan mobil yang biasa kita lihat di film action. dia meninggal karena ujung syal yang mengikat lehernya became entangled around the wheels and rear axle, breaking her neck. ouch! T.T
menginspirasi kan? bukan bagian bagaimana mereka meninggal dunia, tetapi bagaimana mereka terus melakukan hal yang mereka percaya, bersungguh-sungguh, dan yakin. yakin sampai mati.
sementara aku sibuk dengan televisi bodoh, psp, dan blackberry-ku, dunia justru sibuk membuat hal baru. at that time, i'm really stuck. aku terhenti melakukan semuanya, maksudku benar-benar semuanya dalam hidup kecuali makan dan mandi. all because I lost my faith.
aku kehilangan kepercayaan diriku. aku mengurung diri bersama lamunan-lamunan bodoh hanya karena aku merasa tidak bisa melakukan apa-apa. aku merasa tidak berguna, jangan lalu berpikir untuk orang lain, untuk diri sendiri saja seperti tidak sanggup.
awalnya, dengan percaya diri aku mencoba. tapi aku tidak bisa memungkiri bahwa aku sakit hati. sungguh-sungguh sakit. aku mengorbankan segalanya, keluarga, waktu bermain, pacar, bahkan teman. hanya karena aku menukar semua keyakinanku pada satu hal, satu hal yang pasti dilakukan orang dewasa.
but after i went through all, nothing happens. aku merasa seperti baru saja membeli sebuah rok yang sangat cantik dengan harga yang sangat mahal dibayar dengan semua uang yang aku punya. sambil tersenyum bahagia, aku mendapatkan rok yang ternyata kekecilan. damn. ini bukan dramaturgie yang pernah aku pelajari ketika membuat naskah. bila hidupku adalah film maka aku adalah film terburuk yang pernah ada.
tidak ada kesenangan. juga tidak ada kesibukan yang membunuh. aku tidak berharap ada syal super panjang yang melilit leher. berarti langkahku masih terhenti. keyakinanku masih hilang. rasa percayaku entah dimana. bisa diartikan aku tidak sedang menuju sukses. sukses bukan bis kota yang bisa kita tunggu di halte. success is in the center of the earth. we have to dig in again and over again until we are exhausted. or maybe dead buried in the ground. at least we aren't stop in a place that always same. aku harus mencari kembali keyakinan dan percaya diriku dengan menunjukkan siapa aku pada semua yang pernah meragukan kemampuanku.
siapapun yang diragukan tidak akan pernah mendapatkan kesempatan, kecuali membunuh keraguan itu sendiri. kejam? tidak jika kamu adalah orang yang diragukan. ya, aku sekarat karena diragukan. bahkan dokter yang ragu pun dapat membunuh pasiennya.
aku tidak akan bisa menginspirasi kehidupan siapapun kalau aku terus berhenti. aku tidak akan pernah tahu seperti apa indahnya Paris jika aku masih duduk dikursiku. aku tidak akan pernah bertambah pintar atau hebat. tidak. tidak akan pernah. i will never be like Florence Nightingale the Angel Illuminated.
No comments:
Post a Comment