Hidup nggak akan ada artinya kalau kita adalah orang baik-baik. Percuma hidup menjadi orang baik-baik, selalu melakukan hal baik, selalu memaksa diri menjadi yang terbaik. Hidup berwarna adalah ketika kita berusaha dan namun tidak terlalu berharap menjadi yang terbaik.
Beberapa hari yang lalu, aku ngelihat grafik forex-nya pak pur di layar komputer di meja kerjanya. Rasanya, hidup ini seperti grafik-grafik itu. Kita memang harus bisa memprediksikan masa depan kita. Bukan dengan siapa kita menghabiskan sisa umur yang kita punya, bukan pula memprediksikan rumah tinggal kita dimasa tua. Tapi memprediksikan apa yang akan kita sia-siakan lima menit mendatang. Grafik itu berjalan perlahan, justru karena perlahan kita harus mengaturnya dengan matang agar tidak merusak akhirnya.
Kita ini pion-pion catur yang baru meninggalkan satu langkah dari rumah. Tapi kita bisa memprediksikan bagian mana yang akan membawa pengaruh baik dan buruk dalam hidup kita. Kita ini bukan anak kecil yang cuma tahu petak umpet dan ular-tangga. Kita ini jauh lebih hebat dari itu.
24 April, dua tahun yang lalu, seorang teman mengirimiku SMS berisi sebuah kalimat “once you learn to quit, it becomes a habit” (anyway, aku masih menyimpan SMS itu). Lebih baik kalah tapi kita sudah berusaha daripada berhenti ditengah jalan tanpa tahu bahwa kemungkinan menang itu masih ada.
Hidup kita, kaum muda, masih panjang dan akan penuh dengan cerita. Tetap semangat ya!
note : post ini ditulis untuk menyemangati diriku sendiri yang sebenarnya mulai gundah dan khawatir dengan ‘masa depan’. Ya, memang cukup membuat kepikiran. Karena karir itu tidak mengalir seperti air, tapi tumbuh seperti daun. Memupuknya selama ini, suatu saat nanti akan mendapati diri mencapai puncak. Tak akan lama setelah itu, kita harus puas menjadi dedauan coklat yang berserakan di musim gugur.
Hal yang tersulit dari semua itu adalah mencari lahan dengan tanah yang subur untuk kita tanami.
No comments:
Post a Comment