Dear me,
Apa kabar? Semestinya aku tidak bertanya karena aku tau pasti aku tidak begitu baik. Kemarin aku pulang larut malam. Tepat jam dua belas aku tiba dirumah. Ya, aku datang pagi buta di tanggal 9 Januari. Aku berangkat tidur tepat dihari ulang tahunku.
Ada yang tidak biasa dengan hari ini ketika aku bangun tidur. Perasaanku benar-benar kacau. Entahlah, apa mungkin memang semua orang yang tidak siap menjadi tua bersikap seperti ini di hari ulang tahunnya? Aku tidak tahu.
Aku menatap ke arah akuariumku. Ikan-ikanku masih berenang dengan sehat, begitu juga lobster-lobsterku. Mereka masih memainkan capit-capit mungilnya. Tiba-tiba ponselku bergetar panjang menandakan panggilan masuk. Nama yang tidak asing.
Ia dengan semangat mengucapkan selamat atas ulang tahunku. Suaranya terdengar nyaring di telepon. Bukan hal baru memang, beberapa tahun sebelumnya dia pernah memberiku surprise. Mengetuk pintuku tengah malam dan memberikan kue tart kecil dan sebuah buku. Aku senang sekali malam itu. Entahlah, dia memang pernah spesial. Pernah.
Kemudian dilontarkannya doa-doa indah untukku. Aku mengucap “amin” disela-sela doanya beberapa kali. Bagiku, “amin” itu terdengar seperti harapan nyata, hal yang memang kudambakan. Tak terasa air mataku mengalir dan dia kaget mendengar isakanku.
Aku tak ingin menangis. Benar-benar tak ingin menangis di hari ulang tahunku. Namun aku terlanjur ketahuan. Aku tidak bisa berkata banyak selain “aku nggak nangis” dan “aku nggak apa-apa kok” yang terdengar seperti adegan sinetron karena aku mengatakannya sambil terisak. Hahaha.
Tahun ini aku mengalami begitu banyak peristiwa dan pelajaran baru. Aku merasa jatuh beberapa kali. Aku merasa bangga dibeberapa kejadian. Aku juga merasa sedih di satu sisi, namun juga merasa kuat dilain tempat. Aku belajar menjadi air yang bisa sesuai dimanapun ia diletakkan. Di mangkuk maka akan menyerupai mangkuk. Di vas bunga maka akan menyerupai vas bunga juga.
Aku berubah dibanyak hal. Menjadi lebih nekat dari sebelumnya dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup. Aku juga semakin berani dan kehilangan rasa takut dalam menghadapi sebagian orang. Aku juga semakin pemikir, memikirkan kelanjutan hidupku besok hari.
22 tahun bukan lagi usia yang muda. Elly sudah punya satu anak. Tedjo sudah punya satu anak. Mbak iik udah nikah. Andik udah nikah, dua kali malah. Erin udah ada rencana nikah. Destie baru selesai lamaran. Bukan ke arah pernikahan yang aku maksud, tetapi keseriusan mereka dalam menjalani usia 22 tahun. Kadang aku berpikir, itu adalah usia mustahil seseorang bisa berhasil dalam berkeluarga. It’s too young! Tetapi ternyata sampai sekarang mereka baik-baik saja dan bisa melalui kesulitan-kesulitan itu dengan baik. Entahlah, mungkin saja ini karena aku yang masih takut dengan komitmen.
Kami bercanda di telepon. Dia berusaha mengalihkan perhatianku dari kesedihan. Mengapa ia terasa begitu baik selama ini? Aku merasa telah menyakitinya dulu. Lalu ia bercerita tentang keseharian. Menanyakan kesehaianku pula. Dan darimana datangnya, perasaan lega itu muncul ketika mendengar pengakuan bahwa dia telah memiliki kekasih. Oh Tuhan, terimakasih telah menolongnya. Aku bukanlah orang yang tepat untuknya. Semoga kali ini ia menemukan yang benar-benar baik. Amin.
Mungkin aku menangis karena lelah menahan beban akhir-akhir ini yang terasa berat. Atau mungkin juga aku kesepian atas kepergian Ded. Mungkin juga karena aku cukup lama tidak membuka sesi curhat dengan keluargaku jadi aku merasa jauh dari sekitar. Bisa jadi aku bosen jomblo. Hahaha. Atau bisa jadi aku kangen dengan sikap-sikap baik mereka yang pernah dekat denganku, seperti dia yang meneleponku. Dia bersedia tidur larut untuk menemaniku. Rasanya seperti ingin membuka sayembara “who will stay awake for me tonight?” LOL! Okay, that’s sounds creepy.
Kemudian aku menjalani hariku dengan perasaan sedikit lega karena menangis. Aku sering mengatakan bahwa menangis itu kadang menipu hati kita, “menangislah lalu semua akan baik-baik saja”. Konsepnya sama seperti “aal iz well”-nya 3 idiots, tapi yang ini membutuhkan tenaga ekstra dan tempat khusus. Dan selama ini, selalu berhasil aku lakukan. Yang terpenting adalah kita percaya bahwa kita mampu melalui masa sulit itu.
It doesn’t matter what people say
And it doesn’t matter how long it takes
Believe in your self, and you’ll fly high...
It only matter how true you are
Be true to yourself and follow your heart...
So, I won’t give up
No, i won’t break down.
(Someone Watching Over Me-Hillary Duff)
meski cerita hari ini agak ngalor-ngidul, the point is, i'm happy no matter what happens.
So, happy birthday to me. :)
No comments:
Post a Comment